1. Urgensi
mempelajari makro ekonomi menurut saya adalah sebagai mahasiswa yang sekarang
sedang menempuh S1 di konsentrasi perbankan syariah mempelajari makroekonomi
menjadi sangat penting dan mempunyai banyak manfaat. Pertama manfaatnya adalah
dengan mempelajari makroekonomi sebagai mahasiswa pada umumnya dapat
mengomentari kebijikan pemrintah dilihat dari jalannya roda pemerintahan
indonesia dalam mengelola negara khusunya pada bidang ekonomi agregat. Bisa membaca
dan melihat peluang adalah salah satu benefit lain dari mempelajari makro
ekonomi. Dalam pembelajaran makro ekonomi dijelaskan tentang perhitungan pendapatan
nasional, teori konsumsi dan teori investasi dengan melihat pergerakan secara
agregat di bidang pendapatan nasional, pola konsumsi dan investasi saya dapat
menerka-nerka peluang bisnis seperti apa yang sedang disukai masyarakat lalu
dengan melihat teori investasi secara agregat dapat membaca tren yang sedang
digandrungi masyarakat dan coba mengambil manfaat dari tren tersebut contoh
kecilnya secara agregat masyarakat condong menggunkan uangnya untuk
berinvestasi namun masih banyak masyarakat yang belum paham bagaimana menginvestasikan
uangnya dengan baik saya dapat hadir disitu dengan membuka jasa konsultan
investasi khusunya dibidang syariah. Itu dapat menghasilkan pundi-pundi uang
dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Manfaat lain jika sudah bekerja
dalam dunia perbankan ilmu yang didapatkn dari mempeljari ekonomi makro sangat
bermanfaat dalam hal mengambil keputusan jika kita berkedudukan sebagai manajer
perencanaan.
2.
Yd
|
C
|
S
|
Delta Yd
|
Delta C
|
Delta S
|
MPC
|
APC
|
MPS
|
APS
|
0
|
250
|
-250
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
0
|
1.000
|
1.000
|
0
|
1.000
|
750
|
250
|
0,75
|
1
|
0,25
|
0
|
2.000
|
1.750
|
250
|
1.000
|
750
|
250
|
0,75
|
0,875
|
0,25
|
0,125
|
3.000
|
2.500
|
500
|
1.000
|
750
|
250
|
0,75
|
0,833
|
0,25
|
0,166
|
4.000
|
3.000
|
1.000
|
1.000
|
500
|
500
|
0,5
|
0,75
|
0,5
|
0,25
|
5.000
|
3.000
|
2.000
|
1.000
|
0
|
1.000
|
0
|
0.6
|
1
|
0,45
|
Interpretasi kurva
mpc dan apc
Pada Yd (pendapatan
disposibel) 0 besarnya MPC (Marginal propesenty to consume) tidak dapat
dihitung begitu juga dengan APC (average propesenty to consume)
Pada Yd 1.000
besarnya MPC 0,75 dilihat dikurva MPC di atas bersinggungan dengan garis Yd/C
berarti MPC tidak akan pernah melebihi 1, jika melebihi 1 maka garis MPC tidak
akan bersinggungan dengan garis Yd/C ini menunjukan kecondongan mengonsumsi
marginal ketika pendapatan disposibel naik maka konsumsi tidak akan melebihi
angka pendapatan disposibel. Lihat padda tabel pertambahan konsumsi hanya 750
dibanding pertambahan pendapatan yang 1000. Jika angka MPC melebihi 1 maka
melanggar aturan MPC yang tidak boleh lebih dari 1. Pada APC nilainya 1 berarti
rata-rata pertambahan konsumsi dengan pertambahan pendapatan disposibel sama
jika diterjamahkan ke keadaan seungguhnya semua pendapatan digunakan untuk
konsumsi
Pada Yd 2.000
besarnya MPC 0,75 sama dengan Yd 1.000 ini menunjukan MPC dalam keadaan tetap,
yaitu pertambahan pendapatan disposibel naik 1.000 pertamabahan konsumsi juga
naik tapi kenaikannya sama ketika Yd 1.000 yaitu 750. Nilai APC menurun menjadi
0,875 karena konsumsi rata-rata yang bertambah turun jika dibandingkan keseluruhan
pendapatan disposibel
Pada Yd 3.000
besarnya MPC tetap 0,75 ini menunjukan kencondongan mengonsumsi rata-rata
stabil diangka 750. Untuk APC turun menjadi 0,833 ini menunjukan pertambahan
konsumsi rata-rata jika dibandingkan dengan keseluruhan pendapatan disposibel
turun.
Pada Yd 4.000
besarnya MPC turun menjadi 0,5 dibandingkan dengan Yd sebelumnya ini menunjukan
kecondongan mengonsumsi rata-rata berkurang yang awalnya 750 menjadi 500. Ada perubahan
pola konsumsi terlihat dimana pendapat disposibel sebesar Yd 4.000 membuat
konsumsi tetap bertambah tapi tidak bertambah secara rata-rata. ini berarti ada
kenaikan pada S (save) tabungan. Untuk APC diangka 0,75 yaitu turun sesuai
dengan penjelasan kurva MPC dimana rata-rata mengonsumsi turun jika dibandingkan
keseluruha pendapatan
Pada Yd 5.000
besarnya MPC 0 ini menunjukan pada pendapatan yang naik 1.000 ketimbang Yd
4.000 kecondongan marginal konsumsi tidak naik atau nilai konsumsi tetap tidak
naik padahal pendapatan disposibel naik. Ini memungkinkan terjadi karena orang
yang semakin banyak pendapatan kebutuhan konsumsi semakin sedikit atau tetap
karena sudah dicukupkan semuanya ketika pendapatan belum naik. Ini berdampak
pada nilai S (save) semakin naik karena uang yang dialokasikan untuk menabung
meningka). Nilai APC 0,6 kembali turun karena rata-rata pertambahan konsumsi
dibandingkan kesuluruhan pendapatan disposibel turun.
·
Mencari delta Yd = selisih Yd sesudah – Yd sebelumnya
·
Mencari delta C = Selisih C sesudah – C sebelum
·
Mencari delta S = selisih S sesudah – S sebelum
·
Mencari MPC = delta c : delta Yd
·
Mencari APC = C : Yd
·
Mencari MPS = delta S : delta Yd
·
Mencari APS = S : Yd
3. Tanggapan atau
analisis terhadap berita di atas pertumbuhan ekonomi di kalbar pada triwulan 1
(5,93%), tahun 2016 diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi di indonesia yang
hanya 5,2-5,3% itu menandakan pertumbuhan ekonomi di kalbar pada triwulan 1
baik sekali (asek) namun jika dilihat dari sisi apa penopang pertumbuhan
ekonomi di kalbar yaitu yang sesuai dibacaan lebih banyak didominasi oleh
konsumsi, baik konsumsi rumah tangga, konsumisi non profit rumah tangga,
konsumsi pemerintah dan pembentukan modal tetap bruto ini menunjukan pertumbuhan
disebabkan besarnya tingkat konsumsi atau sifat rata-rata masyarakat kalbar
yang masih konsumerisme. Secara keseluruhan ini tidak terlalu menggembirakan
walaupun pertumbuhan ekonomi diatas rata pertumbuhan ekonomi di indonesia
tetapi angka itu disebabkan besarnya angka konsumsi. Besarnya angka konsumsi sebagai
penopang pertumbuhan ekonomi di kalbar ini juga mendeskripsikan bahwa wilayah
kalbar masih disebut wilayah berkembang bukan maju. Jika disebut maju angka penopang
pertumbuhan ekonomi didominasi oleh besarnya tingkat produksi dan pendapatan dibidang jasa.
..........
nantikan lanjutannya segera (wkwk)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar