Kamis, 18 Mei 2017

Soal latihan 9 statistik terapan dan referensi jawaban menurut penulis ; Dosen Dr. Fauziana

Pertanyaan Latihan 9 –Korelasi bahan ajar- Statistik Terapan Dosen Pengampu Dr/ Fauziana
 



Pertanyaan Latihan 9
1. Apa perbedaan Realibilitas dengan Validitas
2. Apakah Semua sampel data perlu dilakukan uji normalitas, jelaskan !
Jawaban
1. VALIDITAS
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut.[1]
Validitas suatu instrumen banyak dijelaskan dalam konteks penelitian sosial yang variabelnya tidak dapat diamati secara langsung, seperti sikap, minat, persepsi, motivasi, dan lain sebagainya. Untuk mengukur variabel yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrumen yang memiliki validitas yang tinggi karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang demikian tidak dapat diobservasi secara langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu. (Aritonang R. 2007)
REALIBILITAS
Walizer (1987) menyebutkan pengertian Reliability (Reliabilitas) adalah keajegan pengukuran.
Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily (2003: 475) reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Popham (1995: 21) menyatakan bahwa reliabilitas adalah "...the degree of which test score are free from error measurement"
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.
Menurut Brennan (2001: 295) reliabilitas merupakan karakteristik skor, bukan tentang tes ataupun bentuk tes.
Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai alat statistik (Feldt & Brennan, 1989: 105)
Berdasarkan sejarah, reliabilitas sebuah instrumen dapat dihitung melalui dua cara yaitu kesalahan baku pengukuran dan koefisien reliabilitas (Feldt & Brennan: 105). Kedua statistik di atas memiliki keterbatasannya masing-masing. Kesalahan pengukuran merupakan rangkuman inkonsistensi peserta tes dalam unit-unit skala skor sedangkan koefisien reliabilitas merupakan kuantifikasi reliabilitas dengan merangkum konsistensi (atau inkonsistensi) diantara beberapa kesalahan pengukuran.[2]
2. Menurut saya PERLU melakukan uji normalitas dalam setiap sampel data karena ada beberapa alasan yang saya ketahui tentang uji normalitas :
Uji normalitas melaporkan nilai signifikansi (p). Untuk memahami setiap nilai p, kita perlu mengetahui hipotesis nol terlebih dahulu. Dalam uji ini, hipotesis nol yang diajukan adalah data dari sampel kita mengikuti distribusi Gaussian, alias tidak ada perbedaan antara distribusi data kita dengan distribusi normal. Nilai p menjawab pertanyaan: “Jika hipotesis nol benar, seberapa besar kemungkinan bahwa sampel data kita menyimpang dari distribusi ideal?”. Jika nilai p yang dihasilkan di atas 0,05 (p>0,05) maka kita menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antar keduanya, dengan kata lain data kita terdistribusi normal. Ingat dalam uji beda (misalnya uji-t) nilai p yang tidak signifikan (p>0,05) menunjukkan tidak ada beda antar rerata kelompok yang dibandingkan.
- Setiap uji memiliki kesamaan, yaitu menanyakan seberapa jauh distribusi data kita menyimpang dari distribusi Gaussian yang ideal. Definisi mengenai penyimpangan oleh masing-masing uji berbeda-beda, jadi tidak mengherankan jika memberikan hasil yang berbeda. Uji tersebut tidak membandingkan dua jenis distribusi, katakanlah distibusi Gaussian vs eksponensial, lebih sesuai dengan data ataukah tidak. Sebaliknya, mereka membandingkan Gaussian vs non Gaussian. Karena tes yang berbeda mendekati masalah secara berbeda, mereka memberikan hasil yang berbeda.
Jawaban No 3 Point a, b, c, d, e, f, g, h, i, j









[1] http://merlitafutriana0.blogspot.co.id/p/validitas-dan-reliabilitas.html
[2] http://merlitafutriana0.blogspot.co.id/p/validitas-dan-reliabilitas.html
[3] http://www.buatskripsi.com/2011/02/uji-normalitas-data-adalah-statistik.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proposal Bisnis

Ide membangun usaha Sudah punya toko, kamera, laptop Butuh Printer, Daftar agen pulsa, skill ngeprint foto, pemodal, kawan diajak joi...