Selasa, 11 April 2017

HARAPAN TIDAK SAMA DENGAN KENYATAAN :)

TRUE STORY
            Pada setiap kali penulis memposting artikel berupa pandangan penulis, kisah yang penulis lalui ataupun berupa tugas-tugas kampus. Penulis berusaha dan umumnya didasari oleh kisah yang benar-benar terjadi sehingga menghadirkan fakta yang tidak diada-adakan ataupun dilebih-lebihkan. Supaya apa yang penulis tulis dapat memberikan hikmah bagi kita semua baik penulis sendiri ataupun pembaca setia blog fachri. Lebih-lebih bisa terinsipirasi atas setiap tulisan yang penulis unggah.
            Kali ini saya –Fachri adha- akan mengunggah sebuah keresahan yang saya temui disetiap hari-hari yang saya lalui, yaitu berupa keluhan atas pelayanan yang saya dapati baik oleh lembaga formal seperti departemen-departemen pemerintahan sampai lembaga informal yang contohnya warung kopi tempat biasa penulis luangkan waktu free buat duduk-duduk.
            Bagi penulis ini penting sekali untuk dishare ke pembaca yaitu sebuah pengharapan dari seorang customer, nasabah, atau tamu terhadap apa yang dia ingin dapati  dari lembaga informal ataupun formal yang bersinggungan langsung dengan kegiatan sehari-harinya.
            Harapan yang sudah sewajarnya dia dapatkan karena sebuah service ataupun sambutan yang hangat dan baik adalah sebuah hak yang sudah seharusnya dia terima. Seperti apa harapan itu akan penulis jabarkan satu per satu.
            Penulis akan mulai dari harapan bahwa kementerian atau departemen dibawah naungan pemerintahan pusat maupun daerah bisa memberikan contoh yang baik kepada lembaga lainnya baik yang non formal, yang profit oriented ataupun yang bertujuan sosial. Harapannya tidak muluk-muluk hanya berupa angan-angan kementerian bisa memberikan service yang mempuni baik disegi adminstrisi legal yang anti pungli, anti KKN maupun pelayanan yang humanis, cepat dan tidak bertele-tele alias tidak membuat pihak yang membutuhkan mati duluan karena menunggu lamanya proses yang kementerian itu lakukan.
            Agak berlebihan tapi itu adalah cerita nyata, bagaimana penulis dibuat pusing, naik darah, habis ongkos karena pelayanan kementerian kependudukan didaerah tempat penulis bermukim –kuburaya kalbar- amat ruwet, tidak humanis, kebanyakan ditunggai kepentingan-kepentingan individu tertentu yang mementingkan perut dan dompetnya saja.
            Pada kesempatan kali ini tidak akan penulis jabarkan satu persatu dimana letak ruwetnya yang jelas penulis tidak bohong dan pastinya juga dirasakan oleh pembaca jika pernah berurusan dengan kementerian kependudukan dan catatan sipil.
            Lanjut pada pengalaman ruwetnya berhubungan dengan jasa jual beli online bukabuku.com dimana penulis mendapati duit yang penulis transfer ke mereka –bukabuku.com- sampai sekarang tidak ada kepastian bahkan penulis sudah habis harapannya menunggu dana yang penulis transfer dikembalikan. Kembali lagi penulis tidak akan menjabarkan pokok permasalahnnya dimana.
            Lalu pada lembaga perpustakaan dikampus, penulis mendapati pengalaman tidak mengenakan mulai dari pelayanan yang diberikan tidak humanis bahkan cenderung membuat mahasiswa takut untuk bersinggungan dengan perpustakan. Fakta yang ironis yang sebenarnya malu untuk penulis ceritakan tapi kembali lagi pointnya supaya pembaca mengerti kerasahan hati yang penulis alami.
Bersambung .........

                                                                        FACHRI ADHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proposal Bisnis

Ide membangun usaha Sudah punya toko, kamera, laptop Butuh Printer, Daftar agen pulsa, skill ngeprint foto, pemodal, kawan diajak joi...