Jumat, 07 April 2017

LEMBAGA KEUANGAN BAIKAH?

LEMBAGA KEUANGAN BAIKAH?
Lembaga keuangan adalah lembaga yang bergerak dibidang keuangan tujuan utamanya adalah profit oriented (meraup keuntungan sebanyak-banyaknya) untuk kesejahteraan / kekayaan pemilik –investor, pribadi- karyawan dan anggota / nasabah. Lembaga keuangan terdiri dari perbankan (bank umum –bank konvensional, bank syariah-,  BPR  -BPR konvensional, BPR Syariah- Unit usaha syariah, BPD [bank perkreditan rakyat] –syariah/konvensional- BMT [baitul mal wa tamlik], CU [credit union] ) lalu koperasi, leasing, asuransi, pegadaian dll.
Lembaga keuangan yang disebutkan diatas adalah lembaga keuangan yang umumnya berdiri di sekitar masyarakat dan menurut observasi yang saya lakukan adalah institusi yang paling pesat perkembangannya didaerah kalimantan barat khususnya di Kota Pontianak. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dana (permintaan) yang sangat tinggi atas jasa lembaga keuangan baik jasa pembiayaan (kredit) ataupun jasa penyimpanan (saving) dan jasa-jasa lainnya yang ditawarkan oleh lembaga keuangan.
Mengapa bisa begitu pesat perkembangannya? karena disebabkan oleh tingginya perputaran uang didaerah pontianak lalu masyarakatnya yang masih konsumtif didukung juga oleh faktor besarnya masyarakat kelas menengah yang pada kehidupan sehari-harinya sangat lekat / berhubungun erat dengan lembaga keuangan. Bisa saja dianggap positif jika masyarakat mempunyai pengetahuan yang menyeluruh tentang tujuan lembaga keuangan (profit oriented) itu berdiri sebaliknya juga bisa berdampak negatif jika masyarakat kurang memahami secara menyeluruh keberadaan lembaga keuangan. Maksudnya masyarakat dapat merasakan imbas positif jika masyarakat itu sendiri, paham tentang struktur, tujuan, keberadaan lembaga keuangan. Contohnya begini masyarakat akan sangat merasa terbantu jika dilingkungan sekitarnya berdiri lembaga-lembaga keuangan seperti Bank, CU BMT ataupun Koperasi.
Mengapa masyarakat bisa merasa terbantu? Karena lembaga-lembaga tadi dapat menyediakan kebutuhan masyarakat berupa penawaran jasa saving (tabungan), finance (pembiayaan) ataupun hanya sekedar membutuhkan dana segera untuk berobat atau kebutuhan mendesak lainnya. Ketimbang berhutang dengan tengkulak (rentenir) sungguh lebih arif dan bijaksana jika berhutang dengan lembaga keungan seperti bank, cu, bmt ataupun koperasi.
Dampak negatifnya dari perkembangan pesat institusi keuangan adalah masyarakat akan dimanjakan dengan perilaku atau sifat konsumerisme (berpoya-poya) membelanjakan barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan yang mereka hadapi. Lalu bisa juga masyarakat akan terjerat hutang yang tidak berkesudahan. Dampak lebih besarnya adalah masyarakat akan kehilangan harta benda berupa asset-asset rill seperti tanah, rumah dll yang dijaminkan hanya karena faktor tadi kemudahan dalam mendapatkan dana pinjaman.
Inilah pentingnya artikel yang saya tulis ini, tidak lain tidak bukan untuk mengedukasi setiap lapisan masyarakat tentang tujuan, dampak dan apa alasan keberadaan institusi keuangan. Dapat diistilahkan lembaga keuangan itu bagai pisau bermata dua yang dapat menguntungkan jika dimanfaatkan dengan bijak dan bertanggung jawab oleh masyarakat tapi juga bisa berdampak negatif jika masyarakat tidak pandai-pandai mengerem perilaku konsumtifnya. Jadi penting buat dipahami bahwa keberadaan lembaga keuangan itu untuk mensejahterakan pemilik (investor/pribadi), karyawan dan anggota. Bagi masyarakat luas dampak institusi keuangan hanya sedikit yang bisa dirasakan contohnya kemajuan perdagangan dilingkungan sekitarnya, cepatnya pembangunan ataupun naiknya gengsi masyarakat yang tinggal dilingkungan sekitar lembaga keuangan berdiri.
kita atau masyarakat pada umumnya adalah market sharenya mereka (lembaga keuangan ) jadi secara tidak sadar jika masyarakat tidak memiliki edukasi yang menyeluruh atas keberadaan lembaga keuangan, akan “diperdaya” oleh keberadaan lembaga keungan itu sendiri. Contoh konkretnya begini seorang enterprenuer bernama Fachri telah merintis usaha dibidang E-commerce atas modal dan pengetahuannya sendiri. Ditengah berjalannya usaha fachri, dia kekurangan modal untuk lebih memaksimalkan profit atas usahanya tadi (usaha e-commerce) apa yang fachri akan lakukan? Otomatis fachri akan berusaha mendapatkan tambahan modal (pembiayaan) untuk memajukan usahanya dengan demikian fachri berharap usahanya dapat lebih berkembang dan dapat membiayai cita-citanya untuk segera melamar kekasih hatinya.
Namun terkadang kenyataan tidak segempang apa yang diharapkan, mengapa demikian karena menjalankan usaha tidak hanya berpatokan pada modal yang besar untuk meraup sebanyak-banyak keuntungan, tapi ada faktor lain yang bisa saja tidak diperhitungkan oleh fachri yang dapat membuat usahanya bangkrut / gulung tikar. Faktor lain bisa saja krisis ekonomi, musibah (kebakaran) dan ditipu oleh orang lain.
Kembali lagi kepada masalah yang fachri temui diawal yaitu kekurangan modal maka mau tidak mau fachri akan berusaha mencari tambahan modal, banyak yang dapat fachri lakukan untuk memecahkan permasalahnnya bisa saja fachri meminjam duit kepada orang tuanya, keluarganya ataupun teman-temannya. Selain itu jika fachri berani mengambil resiko maka dia akan membuka dirinya untuk berhubungan dengan lembaga keuangan seperti Bank (Bank umum-konvensional/syariah) BMT, BPRS ataupun lembaga keuangan lainnya. Pertanyaannya apakah fachri berani mengambil resiko dan mempertaruhkan assetnya untuk dijadikan anggunan? Bisa saja tidak berani dan mencari jalan pintas yaitu meminjam kepada rentenir.
Kenyataannya masyarakat masih tidak memahami baik buruknya lembaga keuangan Bank dll atau baik buruknya meminjam kepada rentenir. Kebanyakan masyarakat atau orang-orang seperti fachri secara gegabah mengambil keputusan tanpa mempelajari terlebih dahulu profil lembaga keuangan atau apa rentenir itu? Ini nyata yang penulis temui sendiri dalam kehidupan penulis.
Maka dari itulah penulis akan sedikit membagi pengalaman pada artikel ini. Penulis dilahirkan dari keluarga yang sederhana dengan pendidikan yang cukup untuk patokan keluarga yang berkiprah diawal tahun 2000an (bahkan bagi orang lain tidak cukup) ayah hanya tamatan SMA demikian juga ibu alhamdullilah tamatan SMA. Hebatnya keluarga kecil yang berpendidikan cukup ini mempunyai jiwa enterprenuer yang kental. Dari awal ayah saya berprinsip tidak akan bekerja untuk orang lain ibu juga demikian lebih suka berusaha sendiri. Jadilah untuk mengembangkan usaha yang dirintis kedua orang tua penulis, mereka (kedua orangtua) bermitra dengan lembaga (institusi) keuangan bank pada saat itu. Karena minim pengetahuan tentang tujuan, keberadaan institusi keuangan bank maka yang terjadi adalah kekecewaan yang dirasakan ketika bermitra dengan lembaga keuangan perbankan. Banyak contohnya tapi penulis hanya membagikan satu contoh yaitu orang tua penulis kecewa atas penerapan penalty berupa tambah 2 bulan bayar atas keinginan orangtua penulis untuk lepas dari jerat/belenggu hutang. Maksudnya adalah orangtua penulis punya hutang 110 jt di bank A (sengaja tidak disebutkan untuk menjaga kerahasian) untuk terlepas dari hutang tadi orangtua penulis menjual semua assetnya untuk menutupi hutang tadi semata-mata untuk melepaskan beban dikejar-kejar depkolektor. Yang terjadi malah utang yang awalnya 110 jt membengkak menjadi 122 jt karena dikenakan hukuman (penalty) berupa 2x angsuran. Betapa kecewa perasaan orangtua penulis ketika hutang 110 jt tadi sudah dengan bunga harus ditambah dengan penalty 12 jtan. Itu mencekik leher, membuat orang yang tidak tahan frustasi bahkan bisa bunuh diri untungnya tidak terjadi didalam keluarga penulis.
Pelajaran dari cerita (pengalaman) penulis adalah pentingnya memahami tujuan, keberadaan dari institusi keuangan. Jangan sampai cerita yang penulis bagikan dirasakan juga oleh pembaca. Saran penulis lebih baik menyesal diawal daripada menyesal diakhir maksudnya lebih baik menebalkan muka meminjam uang dengan keluarga/sanak famili, teman secara baik-baik, dijelaskan untuk apa meminjam uang dengan jujur tanpa menambah-nambahkan ataupun mengurang-ngurangi dan jika telah dipinjamkan bisa komitmen dengan perkataan atau janji yang disertakan. Karena menurut penulis sehajat-hajatnya keluarga itu masih saudara kita J
So bijaklah dalam menyikapi keberadaan lembaga keuangan. Jangan tertipu daya dengan kemudahan-kemudahan yang mereka (lembaga keuangan) tawarkan. Belajaralah dari pengalaman-pengalaman orang lain yang dapat dibuktikan validitasnya. Tidak baik jika terlalu skeptis dan berpikiran paranoid cobalah buka diri selebar-lebarnya dengan berbagai macam pengalaman yang dirasakan oleh orang lain. Jangan berpikiran bisa hidup sendiri atau mengatasi masalah seorang diri, karena manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup secara individual pasti membutuhkan pertolongan dari orang lain.

                                                                                                FACHRI ADHA






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Proposal Bisnis

Ide membangun usaha Sudah punya toko, kamera, laptop Butuh Printer, Daftar agen pulsa, skill ngeprint foto, pemodal, kawan diajak joi...