Disebuah perjalanan ketika balik kerumah,
saya seketika memikirkan tentang hubungan yang saya jalani saat itu. hubungan
ini dalam keadaan yang sulit, dirintangi dengan berbagai macam perbedaan
prinsip terutama mengenai sikap yang sama-sama keras kepala, pemarah wlaupun
saya dpt pastikan marahnya saya hanya sebentar. Ketika itu jg dalam perjalan
pulang mengendarai mtr beat kalau ndk salah saya berpikir jika hubungan ini
berakhir ijinkan saya untuk menulis tentang penghargaan yang sebesar-besarnya
atas kehadiran dirimu dalam hidupku, ucapan terimakasih ku atas semua yang
sudah kamu lakukan untuk saya, atas kebaikan hatimu, atas semua pelajaran
berharga yang kudapati atas hubungan ini dan atas kedekatan dirimu dengan
ibuku. Semua kata-kata itu saya pikirkan dengan perasaan yang sudah tak menentu
mengingat sudah banyak sekali perselisihan diantara kita yang buatku bertanya
apakah hubungan ini masih layak untuk dilanjutkan. Ketika semua perselisihan
itu tidak hanya membabaniku tapi juga menyakiti perasaanmu yang sangat halus.
Saat itu kata-kata yang kutulis saat ini
hanyalah sebuah wujud dari keputus-asan diriku atas semua perselisihan kita. Tapi
masih kuat harapanku untuk tetap bisa bertahan melewati cobaan saat itu. Sehingga
hanya terbersit dipikiran dan tidak ingin apa yang kupikirkan itu jadi
kenyataan. Tapi apa mau dikata layaknya sebuah pribahasa ‘malang tak dapat
ditolak untuk tak dapat diraih’. Semua itu akhirnya terjadi juga hubungan yang
dimulai dengan susah payah didasari atas perasaan terpanggil untuk bisa
membantumu lama-lama tumbuh perasaan cinta yang luar biasa besar tidak hanya sekedar
untuk membantumu. Itulah yang dapat kukatakan atas pertanyaan mengapa aku
mencintaimu.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar