MATA KULIAH
ANALISIS
PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Rustam, MM / Sandy Sumantri, MM
RESUME MATERI 1
NERACA
DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : FACHRI ADHA
NIM 1142310045
KELAS / SEMESTER : A / VI (ENAM)
IAIN PONTIANAK
TAHUN AJARAN : 2016/2017
JURUSAN : PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS : SYARIAH & EKONOMI
ISLAM
BAB 1 Neraca
1.1.
Pengantar
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan
posisis keuangan perusahaan dalam suatu tanggal tertentu atau a moment of time,
atau sering juga disebut per tanggal tertentu misalnya per tanggal 31 Desember
2009. Posisi yang digambarkan adalah posisi harta, utang dan modal.[1]
Neraca menunjukkan
keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Aktiva, atau segala
sesuatu yang merupakan milik perusahaan dan berhak digunakan oleh perusahaan,
disajikan pada sisi kiri, umumnya dari yang likuiditasnya paling tinggi hingga
yang paling rendah.[2]
Neraca Bank adalah ikhtisar yang menggambarkan
posisi harta, kewajiban, dan modal sendiri suatu badan usaha pada saat
tertentu. Disebut neraca karena kenyataannya terjadi keseimbangan antara harta
di satu pihak dengan kewajiban dan modal di pihak lain (balance sheet). Defini
lain dari neraca bank yaitu laporan secara systematis yang menggambarkan posisi
keuangan dari suatu perusahaan meliputi Assets (harta), Liabilities (hutang)
dan Capital (modal).
Neraca umumnya dibuat pada akhir periode akuntansi
(akhir tahun) dan akhir periode (bulanan) dan dalam system akuntansi komputer
neraca dapat dususun setiap saat bila diperlukan dan metode akuntansi perpetual
memungkinkan neraca dapat divisual setiap saat.[3]
1.2.
Aktiva (asset)
Menurut APB Statement (1970, halaman 132)
mendefinisikan asset sebagai berikut :
“kekayaan
ekonomi perusahaan, termasuk didalamnya pebebanan yang ditunda, yang dinilai
dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku”.
Menurut FASB (1985) memberikan definisi sebagai
berikut :
“asset
adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai dimasa yang
akan dating oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau kejadian yang
sudah berlalu”.Pengakuan dan Penilaian Aktiva.[4]
1.3.
Kewajiban (liabilities)
Menurut FASB kewajiban adalah kemungkinan
pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang yang timbul akibat
kewajiban perusahaan sekarang untuk masa yang akan datang sebagai akibat dari
suatu transaksi atau kejadian ekonomi yang sudah terjadi.[5]
Liability adalah nilai dari hutang yang dimiliki
oleh perusahaan, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu
contoh liability adalah jika perusahaan meminjam uang ke pihak Bank atau ke partner
bisnis.[6]
Beberapa
istilah dalam kewajiban :
1)
Contractual
liabilities adalah kewajiabn yang didukung oleh perjanjian tertulis.
2)
Constructive
obligation adalah kewajiban yang tidak dinyatakan secara tertulis, misalnya
pembayaran cuti atau bonus tertentu.
3)
Equitable
obligation adalah kewajiban yang tidak dikuatkan kontrak atau hanya karena
kewajiban moral atau kewajiban demi kewajaran atau keadilan.
4)
Contigent liabilities adalah suatu situasi
atau keadaan yang menggambarkan ketidakpastian apakah mungkin menimbulkan
keuntungan atau kerugian kepada perusahaan, dimana hanya dapat dipastikan
apabila suatu kejadian atau beberapa kejadian dimasa yang akan datang terjadi
atau tidak.
5)
Deffered credit adalah sejenis kewajiban
tetapi bukan dalam pengertian memberikan pengorbanan dimasa yang akan datang.
Deffered credit ada dua jenis :
·
Prepaid revenue
adalah penerimaan dimuka yang belum sepenuhnya diimbangi dengan pemberian jasa
atau produk yang dibayar.
·
Deffered revenue
akibat pengakuan pendapatan, misalnya adalah investment tax credit dan laba
rugi dari transaksi leaseback.
6)
Executory
contract adalah perjanjian yang belum dilaksanakan, tetapi kita sudah terikat
dengan perjanjian baik untuk memenuhi kewajiban dimasa yang akan datang maupun
yang akan menerima kekayaan atau jasa dimasa yang akan datang. Misalnya adalah
kontrak pembelian dimasa yang akan datang dimana perusahaan harus menyediakan
barang dimasa yang akan datang – kontrak pekerjaan dalam pegawai dimana
perusahaan harus membayar gaji dimasa yang akan datang.[7]
1.4.
Modal sendiri atau ekuitas (equity)
Hak Residual atas asset entitas setelah dikurangi
semua kewajiban. Ekuitas juga dapat diartikan juga sebagai modal atau kekayaan
entitas (perusahaan), yang terdiri dari selisih jumlah aktiva (asset) dikurangi
dengan pasiva (kewajiban). Ekuitas
mungkin disubklasifikan dalam neraca. Sehingga Ekuitas (Equity) dapat juga
disebut sebagai kekayaan sendiri atau modal sendiri.[8]
Contoh :
Entitas (perusahaan) yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT), subklasifikasi dapat meliputi dana yang dikontribusikan oleh
pemegang saham, saldo laba dan keuntungan
atau kerugian yang diakui secara langsung dalam ekuitas (equity/kekayaan
sendiri/modal sendiri).[9]
Equity = Asset - Liability. Jadi Equity adalah selisih
dari nilai Asset dikurangi dengan nilai Liabilitynya.[10]
Equity
merupakan jumlah modal yang menggambarkan hak kepemilikan seseorang atas
asset perusahaan.[11]
Jenis-jenis ekuitas :
·
Modal yang
disetor
·
Laba yang
ditahan
·
Dividen
·
Saham
1.5.
Off-balance sheet
Off balance sheet financing adalah kewajiban
keuangan yang tidak dicatatkan ke dalam laporan keuangan. Transaksi-transaksi
yang seringkali dilakukan off balance sheet financing misalnya adalah leases.[12]
Tujuan dari off balance sheet ini adalah untuk
membuat laporan keuangan perusahaan menjadi sangat perform. Dengan melakukan
lease, khususnya operational lease, maka perusahaan mendapatkan hasil yang
maksimal tanpa harus terbebani melakukan adjustment pada account Depreciation
of Fixed Asset nya. Biaya yang harus dicatatkan oleh perusahaan hanya berupa
Rent expanse, pada bagian Operating Expanse. Tanpa ada penjelasan lebih lanjut
Rent Expanse nya digunakan untuk apa saja. Padahal secara manfaat ekonomi perusahaan
mendapatkan manfaat yang paling besar dari digunakannya aktiva tetap tersebut.[13]
Pada Capital Lease atau Financial Lease yang harus
dibayarkan oleh perusahaan hanya berupa Interest Expanse dari transaksi Capital
Lease atau Financial Lease tersebut.[14]
Ada
beberapa syarat suatu leasing dikategorikan sebagai Capital Lease atau
Financial Lease, menurut FASB Statement no. 13 diantaranya:
·
Adanya transfer
kepemilikan
·
Adanya Bargain
Purchase Option
·
Estimasi
Economic Useful lifenya harus ≥ 75%
·
Angka PV
(Present Value) dari minimum lease paymentnya ≥ 90% dari market valuenya[15]
Transaksi-transaksi
pada off balance sheet sebenarnya secara akuntansi diperbolehkan. Hanya saja
yang menjadi masalah besar adalah pada saat transaksi-transaksi off balance
sheet tersebut tidak dilakukan disclose pada Notes to Financial Statement. Hal
tersebut menyebabkan perusahaan tidak menjalankan GCG atau Good Corporate
Governance, memberikan informasi secara terbuka dan informative kepada seluruh
stakeholders.[16]
Kemungkinan dengan
tidak di-disclose nya suatu transaksi yang off balance sheet adalah terjadinya
Financial Shenanigans, yaitu sebuah perbuatan atau penghapusan yang didesain
untuk menyembunyikan atau mengubah bentuk dari kinerja keuangan sesungguhnya
atau kondisi keuangan dari suatu perusahaan.[17]
Hal ini berbahaya
karena manajemen akan cendrung terus melakukan ‘hanky panky’ dalam setiap kali
menyajikan Financial Statementnya. Hal ini berbahaya. Karena bagaimanapun juga
kerugian yang tidak mereka laporkan tersebut sebenarnya hanya dialihkan atau
diundurkan saja saat pelaporannya. Tidak dengan serta merta bahwa transaksi off
balance sheet tersebut akan seketika hilang begitu saja. Hal ini sebenarnya
seperti manajemen sedang menggenggam bom waktu yang dapat meledak seketika,
tanpa manajemen tahu kapan waktunya akan meledak. Motif dari tidak di disclose
nya transaksi off balance sheet sebenarnya sangat terkait erat dengan
conspiracy theory.[18]
Off Balance Sheet
adalah sutau traksaksi yang terjadi dalam perusahaan, tetapi karena menurut
aturan baik menurut akuntansi atupun peraturan lainnya tidak dimasukan dalam
neraca atau belum boleh dicatat dalam proses akuntansi.[19]
·
Giro yang belum
jatuh tempo kas bon
·
Hak untuk
menerima kas atau asset keuangan lainnya misalnya plafond kredit
(pembiayaan)
yang belum digunakan.
·
Hak menukarkan
asset keuangan lainnya yang lebih menguntungkan dan instrument modal lainnya.
1.6.
Analisis Neraca
Neraca menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan
pada periode tertentu. Aktiva, atau segala sesuatu yang merupakan milik
perusahaan dan berhak digunakan oleh perusahaan, disajikan pada sisi kiri,
umumnya dari yang likuiditasnya paling tinggi hingga yang paling rendah.
Oleh karena itu, kas diletakkan paling kanan atas
dan aktiva tetap paling akhir, atau dapat juga dikatakan bahwa segala sesuatu
yang sifatnya intangible (tidak nyata) diletakkan paling akhir. Yang tidak
nyata tersebut meliputi merek, hak paten, goodwill, opsi untuk membeli properti
dan sebagainya. Goodwill hanya ada jika suatu perusahaan membeli sesuatu yang
lain yang total jumlahnya lebih besar ketimbang nilai keseluruhan aktiva
bersih.
Pada sisi kanan neraca disajikan kewajiban dan modal
pemegang saham. Seluruh kewajiban yang harus menjadi prioritas pertama
pembayaran diletakkan paling atas. Karena para pemegang saham harus terlebih
dahulu melihat apakah masih ada sisa uang sebelum menerima dividen,maka modal
pemegang saham diletakkan di bawah. Pada bagian tengah ditempatkan hutang
jangka panjang.[20]
Contoh Neraca keuangan
JOG Corporation berikut ini:
Anda harus memulai
analisis dengan menguji berbagai kategori utama sebagaimana gambar yang ada diatas.
Sebagai contoh, aktiva lancar JOG Corp. menurun sedikit demi sedikit dari tahun
1 ke tahun 2. Demikian pula aktiva tetap (properti dan peralatan), serta aktiva
lainnya. Ini tampaknya tidak terlalu signifikan. Sebaliknya, kas mengalami
kenaikan dan sediaan menurun dalam margin atau batas yang baik. Hal ini membuat
perusahaan berada dalam posisi yang sangat likuid. Pada kenyataannya, sejumlah
uang seharusnya digunakan untuk mengurangi hutang, menaikkan penjualan, dan
memperbarui peralatan serta fasilitas atau membayar dividden yang lebih tinggi.
Pada umumnya neraca ini menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam posisi yang
stabil dan menguntungkan.[21]
[1] https://safrilblog.wordpress.com/2013/04/04/pengerian-neraca-bank-isielemen-neraca-bank-dan-contohnya/
[2] http://keuanganlsm.com/analisis-neraca-laporan/
[3] http://dikposa.blogspot.co.id/2015/04/pengertian-neraca-bank-isi-atau-elemen.html
[4] https://safrilblog.wordpress.com/2013/04/04/pengerian-neraca-bank-isielemen-neraca-bank-dan-contohnya/
[5] https://safrilblog.wordpress.com/2013/04/04/pengerian-neraca-bank-isielemen-neraca-bank-dan-contohnya/
[6] http://saham-trading.blogspot.co.id/2012/09/apa-itu-asset-liability-dan-equity.html
[7] https://safrilblog.wordpress.com/2013/04/04/pengerian-neraca-bank-isielemen-neraca-bank-dan-contohnya/
[9] http://www.wibowopajak.com/2012/06/pengertian-ekuitas-equity.html
[10] http://saham-trading.blogspot.co.id/2012/09/apa-itu-asset-liability-dan-equity.html
[11] http://catatanakuntansidasar.blogspot.co.id/2015/11/pengertian-ekuitas-equity-beserta-jenis.html
[12] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[13] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[14] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[15] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[16] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[17] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[18] http://fitriafauziahthahir.blogspot.co.id/2008/04/off-balance-sheet-financing.html
[19] http://keuanganlsm.com/analisis-neraca-laporan/
[20] http://keuanganlsm.com/analisis-neraca-laporan/
[21] http://keuanganlsm.com/analisis-neraca-laporan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar